+62 (21) 7200111

PUBLICATIONS

Harmoni Sang Arsitek

Harmoni Sang Arsitek

Samuel A. Budiono, M.Arch, BSAS, IAI mengadaptasi kebebasan bermusik menjadi karya arsitektur yang unik

Composing in architecture is like designing in music—merupakan ungkapan yang menjadi trademark Samuel A. Budiono, M.Arch, BSAS, IAI pendiri Biro Arsitek & Desain Interior SAMUEL A. BUDIONO & ASSOCIATES. Alumni University of Wisconsin – Milwaukee, USA ini menggambarkan karyanya sebagai paduan dari musik jazz dan kebebasan. “Kebebasan dan jazz saling berkaitan. Contohnya, dalam jazz Anda dapat memainkan lagu yang sama, tetapi pencurahannya berbeda, begitu juga arsitektur, pencurahan idenya harus dinamis,” ujarnya.

Untuk dapat berkarya dengan bebas, Samuel terlebih dahulu menguasai dasar-dasar dan hukum- hukum ilmu arsitektur. “Banyak orang yang ingin langsung berkarya tapi tidak memahami kaidah, maka hasilnya akan kacau,” ujarnya. Pemikiran ini yang mendasari Samuel untuk menimba ilmu hingga ke Amerika dan Eropa. “Saat di Eropa saya berkeliling Spanyol dan Italia untuk mempelajari komposisi dari arsitektur klasik dan modern, hal ini menjadi dasar saat saya ingin berkarya bebas dengan proporsi yang tepat,” kenangnya.

Pencapaian kebebasan berkarya suami dari Yatty L. Budiono, M.Arch, Ir, IAI ini tentu saja sudah melewati perjalanan panjang yang penuh tantangan. Samuel bercerita, pada masa awal kariernya ia pun masih ragu-ragu untuk berekspresi. Akan tapi semakin banyak ia belajar, semakin ia menyadari justru orisinalitaslah yang dicari. “Sesuatu yang sedikit gila dan mengubah paradigma ternyata sangat dibutuhkan,” ungkapnya. Setiap proyek yang dikerjakan Samuel tidak pernah serupa. “Saya selalu mengkreasikan ide baru, apa pun proyek itu saya garap dengan kemampuan maksimal,” ungkapnya. Pengagum arsitek Walt Disney Concert Hall, Frank Gehry, ini mengaku sampai sekarang dirinya masih menantikan dream project- nya. “Saya ingin kelak ada orang sebesar Walt Disney yang menunjuk saya untuk membangun proyek yang iconic,” cerita Samuel.

Setelah melanglang buana hingga mendirikan Biro Arsitek di Shorewood—USA, Samuel memutuskan kembali ke Tanah Air untuk berkreasi dan menyumbangkan talentanya di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari istri tercinta yang juga menjadi partner, Samuel memposisikan diri sebagai jembatan antara ilmu arsitektur modern dengan kultur lokal Indonesia.

Ia menceritakan, pengalaman belajar di luar negeri membuatnya terbiasa menciptakan karya yang berjiwa bebas. “Dalam arsitektur terkadang perlu yang nyeleneh, kita perlu lebih lepas dalam berkarya,” ujarnya.

“Sebenarnya Indonesia memiliki banyak talenta di bidang arsitektur, namun masih terhambat dengan dogma dan aturan yang membuat mereka takut berkarya dengan lepas,” ungkapnya. Dirinya menambahkan bahwa unsur arsitektur Indonesia kaya akan budaya dan dapat dikawinkan dengan unsur budaya lain yang lebih universal. Ia mengambil contoh di Bali, banyak karya berkelas internasional yang mengambil esensi budaya Pulau Dewata.

ARSITEKTUR DAN JAZZ

Samuel mengaku tak bisa hidup tanpa musik, terutama jazz. ”Saat mendengarkan jazz saya terkadang merasa berada di dimensi lain,” ujarnya. Ia percaya musik memiliki koneksi yang luar biasa dengan mood manusia, bisa membuat bahagia dan juga membuat depresi. “Saat composing lagu, saya selalu menenggelamkan diri dalam ide musik tersebut. Sama halnya dengan arsitektur, saya juga menyelami esensi dari ide yang ingin saya sampaikan,” tutup pria yang andal bermain piano ini.

Post a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© SAMUEL A. BUDIONO & ASSOCIATES - All Rights Reserved